Wednesday, March 20, 2013

Tukar Menukar Masakan di Jambore Dunia Ke-22

Anggota pramuka Indonesia yang menjadi peserta Jambore Pramuka Sedunia di Swedia makin mengenal budaya negara lain. "Saya jadi tahu cara membuat dan merasakan masakan Jerman," kata Yudia Pratidina, dari Kwartir Cabang Aceh Barat Daya. Yudia dari Pasukan Garuda memang baru mengikuti acara Subcamp Challenge pada  Jambore yang berlangsung 27 Juli sampai 6 Agustus 2011. Jambore Dunia Ke-22 ini diikuti 39.000 pramuka dari seluruh dunia.


Pada acara yang diadakan pukul 19.00-20.30 waktu Kristianstad ini, 9 pramuka Indonesia mengunjungi tenda regu pramuka Jerman. Sebaliknya, 9 pramuka Jerman mengunjungi tenda Indonesia. Masing-masing memakan masakan yang disajikan tuan rumah. Alina Gotz, pramuka dari Jerman mengaku senang dengan mie goreng. "Rasanya enak," kata Alina yang akan memulai semester pertama di jurusan teknik, Universitas Munich. Selama ini, dia mengetahui Indonesia dari pelajaran di sekolah. Kini dia makin mengenal Indonesia setelah mengikuti acara tersebut.

Setelah acara makan-makan, mereka ke halaman terbuka membentuk lingkaran. Masing-masing kontingen menyanyikan lagu pramuka di negaranya dan membuat permainan. "Kawan saya dari mancanegara makin bertambah," kata yudia yang mengantongi 50 nama dan alamat sahabat barunya. Subcamp Challange juga diikuti pramuka puteri Indonesia dari Pasukan Melati. Mereka kedatangan tamu dari pramuka Belanda. "Saya disuguhkan makanan pasta, sosis seperti bakso dan salad," kata Elissa, pramuka dari Kwartir Cabang Bandung. Dia belum pernah merasakan makanan tersebut.

Seusai makan bersama, masing-masing memperkenalkan diri. Dia belajar berhitung dan bahasa dengan rekan-rekannya dari Belanda. Termasuk juga tukar menukar badge. Deden Syefrudin, pembina pendamping dari Indonesia menjelaskan yang memasak makanan adalah adik-adik pramuka peserta jambore yang berusia 14-18 tahun. "Kami mengajarkan bagaimana mereka menjadi tuan rumah dan tamu yang baik bagi sahabatnya dari mancanegara," kata Deden, pelatih dari Bogor. Gijs van Cuijk, pembina dari Belanda mengaku puas dengan kegiatan Subcamp challange. "Sahabat mereka bertambah dan makin mengenal budaya negara lain," kata van Cuijk yang profesinya sebagai polisi di Apeldoorn.

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Azrul Azwar menjelaskan jambore dunia merupakan forum yang penting untuk membina persaudaraan dunia. Mereka, katanya, calon pemimpin di negaranya pada dua dasawarsa mendatang. Menteri Pemuda dan Olah Raga Andi Mallarangeng yang hadir di arena Jambore Dunia mengaku puas dengan penampilan kontingen Indonesia. "Aneka kegiatan di sini merupakan aktivitas yang menarik kaum muda. Semuanya fun," katanya. Dia akan memperkuat dukungan pemerintah kepada Gerakan Pramuka.

0 komentar:

Post a Comment